Translate

Selasa, 30 Desember 2014

Indahnya Kecantikan

Satu kata “cantik” sudah tidak asing lagi untuk kaum hawa. Semua wanita terlihat berlomba mempercantik diri dengan cara apapun untuk dinilai sempurna oleh kaum adam. Untuk tampil cantik terkadang seorang wanita rela melakukan hal apapun untuk menjadi seorang wanita cantik yang sempurna, bahkan untuk menurunkan berat badan agar memiliki badan yang ideal pun dapat mereka lakukan meskipun banyak rintangannya. Mendengar kata cantik dapat terbayangkan langsung kriterianya seperti apa, memiliki berat badan yang ideal tidak terlalu gemuk ataupun langsing, memiliki tubuh yang berbentuk seperti biola, berkulit putih dan halus, hidung mancung kecil, mata bersinar, halis tebal,bibir merah, rambut panjang yang tertata rapih, biasa berdandan dengan polesan yang terlihat menarik, merawat kuku secara teratur, murah senyum, tinggi, dan pintar. Pasti semua orang melihatnya sebagai sosok yang paling sempurna di dunia ini. Mungkin memang banyak kaum adam yang menilai cantik itu dari sebagian kriteria yang telah disebutkan, tapi bagi seorang perempuan yang tidak memiliki sebagian kecil kriteria seperti itu pun akan merasa sedih, kecewa, tidak percaya diri, merasa tidak memiliki kelebihan apapun dan merasa tidak akan pernah menjadi sosok yang terlihat sempurna. Salah besar jika semua orang berpandangan seperti itu, sangat berpikir pendek jika memandang kecantikan hanya sebatas kulit luar saja. Sehingga dengan mudah kaum hawa akan tergoda untuk membeli produk-produk kecantikan dengan mengeluarkan uang banyak dan tidak memperhatikan lagi batasan-batasan untuk tampil cantik dalam agama. Jangan terus mengikuti langkah-langkah setan yang memoles kulit luar, karena itu tidak gratis tetapi membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dengan kata lain membuat diri sendiri menjadi boros dan bukan kah boros adalah penyakit setan yang hanya akan merugikan.

Sebenarnya hal-hal yang disebutkan di atas tidak akan selalu pasti benar. Seseorang yang cantik itu tidak selalu tetap cantik, tetapi bisa berubah dengan zamannya. Karena memang kecantikan fisik itu tidak akan tetap sampai kita mengakhiri hidup, tetapi bisa berubah dengan umur seseorang, meskipun berani untuk melakukan suatu operasi plastik pada wajahnya dan berani mencoba hal-hal dengan cara pengobatan lainnya. Zaman tidak akan terus memandang wanita yang cantik secara fisik saja, tapi zaman pun pasti mengalami perubahan yang memandang cantik dari cara berpakaiannya. Bahkan wanita gemuk pun ada saatnya untuk dikatakan sebagai wanita yang cantik. Semua wanita semenjak lahir ke dunia ini relatif cantik, hanya saja dengan arti cantik yang berbeda-beda. Semua orang akan bertingkah laku sesuai pemahamannya sendiri, bagaimana seorang wanita memahami arti kecantikan. Seorang wanita yang terlihat cantik dari fisik saja tidak perlu dikatakan sebagai sosok yang sempurna karena memang orang-orang yang melihatnya secara fisik belum tentu dapat mengetahui isi hati dan tingkah lakunya. Menurut saya sendiri, seorang wanita yang cantik fisik itu adalah korban iklan alat-alat kosmetik dan memang mudah tergoda dengan kata-kata pada iklan yang ia lihat atau dengar. Kata “cantik” memang mudah untuk diucapkan, namun kata cantik memiliki arti yang berat tidak semudah itu untuk diucapkan. Untuk menilai seorang wanita cantik atau tidaknya harus terlebih dulu mengenal dalam dan luarnya secara baik. Bagaimana seorang wanita menghiasi apa yang dimilikinya dan menggunakannya dengan penuh rasa syukur. Seperti menggunakan bibir untuk mengucapkan kata-kata yang baik, menggunakan tangan untuk memberi kepada orang yang kekurangan, menggunakan mata untuk melihat sisi yang baik dari orang lain, menggunakan telinga untuk mendengar kata-kata yang dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baik bagi diri sendiri, dan lain sebagainya.

Menurut saya sendiri, semua wanita itu cantik dan memiliki innerbeauty masing-masing. Dengan senyuman pun dapat terlihat innerbeauty yang memancar. Membuat seseorang yang merasa indah untuk melihatnya. Namun kecantikan itu tidak dapat dinilai sendiri tetapi dinilai oleh orang-orang yang melihat dan mengenal kita. Saya pun tidak bisa yakin bahwa saya adalah seorang wanita yang cantik dan sempurna, karena saya sendiri memang masih merasa memiliki kekurangan hanya saya tetap yakin dan percaya diri menjalani hari dengan apa yang saya miliki. Seorang wanita yang merasa tidak memiliki kriteria cantik tidak pantas merasa dirinya bukan orang yang sempurna. Dengan badan yang gemuk pun mudah terlihat cantik dengan memakai fasion yang rapih, bisa memadukan warna fasion yang digunakan, dan memoles wajah secukupnya. Daripada memaksakan untuk menurunkan berat badan agar terlihat cantik tetapi akibatnya bisa menimbulkan rasa sakit. Melakukan hal tersebut bukan akan membuat seorang wanita benar-benar bangga terhadap kecantikan yang telah dimilikinya tetapi bisa terjadi sebaliknya, hanya membuat dirinya merasa tersiksa menjalani hidup. Dengan menggunakan fasion yang cocok pun seorang wanita bisa merasa dirinya terlihat cantik dan percaya diri. Bagi para kaum adam, mulailah membuka mata untuk melihat seorang wanita dari segala sisi tidak hanya melihat dari fisik tapi kenali juga isi hatinya, tingkah laku, kesopanan, dan keagamaannya. Karena itu pun adalah bagian hal yang penting, yang dapat menyempurnakan kecantikan seorang wanita. Untuk apa memiliki fisik yang cantik tetapi sikap dan tingkah lakunya tidak berperilaku cantik. Untuk menjalani hidupnya tidak akan pernah bisa menyeimbangkan segala sesuatu yang dimilikinya.


Seorang wanita muslim akan lebih terlihat begitu cantik, jika sudah memiliki akhlak yang baik, taat beribadah, dan dapat menutupi auratnya. Subhanallah sungguh sangat beruntung bagi para kaum adam yang memiliki wanita muslimah seperti itu. Seorang wanita yang sangat sempurna, yang diidamkan oleh para kaum adam dan para orang tua. Begitu indahnya kecantikan kita jika dapat memiliki semua hal tersebut. Berkacalah terlebih dahulu dari sikap dan tingkah laku diri sendiri sebelum kita mempercantik diri secara fisik. Perlu disadari bukan alat-alat kosmetik saja yang dibutuhkan seorang wanita untuk terlihat cantik dan sempurna, karena alat-alat kosmetik hanya membuat kita untuk mengeluarkan uang yang banyak padahal uang itu akan lebih bermanfaat jika kita memberikan sebagian rizki kita pada orang yang kurang mampu. Sehingga simpanlah kata “cantik” bagi kaum adam sebelum mengenal seorang wanita dari segala sisi. Jangan mudah mengeluarkan kata cantik itu untuk mengagungkan seorang wanita secara fisik. Cantik itu idaman semua wanita, tapi cantik yang sempurna tidak mudah untuk seorang wanita dapatkan. Kecantikan fisik benar-benar tidak akan bertahan lama, itu hanya bersifat sementara. Ada yang lebih indah daripada itu di hadapan Tuhan Yang Maha Esa yaitu kecantikan hati yang akan berbalaskan wangi surga dan indahnya kecantikan yang kita miliki harus tetap diikuti rasa syukur kepada Tuhan.  Marilah kita rubah sedikit demi sedikit mengenai paradigma kecantikan. 

Sejarah dan Diplomasi Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Diplomasi menurut R. P. Barston adalah manajemen hubungan antar negara atau hubungan antar negara dengan aktor-aktor hubungan internasional lainnya.  Adapun sebuah definisi yang terkait dengan metode yaitu diplomasi mewakili tekanan politik, ekonomi dan militer kepada negara-negara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam pertukaran permintaan dan konsesi antara para pelaku negosiasi. Untuk mencapai kepentingan nasional, keterampilan dalam berdiplomasi merupakan syarat utama seorang diplomat yang terlibat dalam politik internasional, yang pada dasarnya dipergunakan untuk mencapai kesepakatan, kompromi, dan penyelesaian masalah dimana tujuan-tujuan pemerintah saling bertentangan. Diplomasi tersebut dapat diselenggarakan dalam pertemuan khusus atau konferensi umum. Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk mendamaikan beragamnya kepentingan atau paling tidak membuatnya berkesesuaian.
Diplomasi mempunyai ruang lingkup menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin kepentingan-kepentingan negara melalui negosiasi yang sukses. Sebagai aktor diplomatik, pekerjaannya bukanlah untuk menyusun kebijakan tetapi pelaksana kebijakan luar negeri, diplomat menyampaikan detail kebijakan pemerintahan negara lain, menjelaskannya, dan memperoleh dukungan, jika dikehendaki, menegosiasikan kesepakatan untuk meningkatkan dan mewujudkannya. Tugas-tugas diplomat akan lebih mudah dijalankan apabila seorang diplomat sendiri mengenal dan mengetahui gaya dan metode diplomatik, karena memang tidak semua negara memiliki gaya dan metode diplomatik yang sama. Peran para diplomat telah berkurang lantaran adanya komunikasi maju, ketidaksetujuan rakyat akan diplomasi dan diplomat, dan kecenderungan kepala-kepala pemerintahan melakukan negosiasi sendiri. Meningkatnya daya peran pertemuan-pertemuan internasional, penggantian diplomasi terbuka untuk diplomasi tertutup dan kurangnya pengalaman negara-negara adidaya telah menyebabkan mundurnya diplomasi.
Konsep gaya diplomatik adalah sarana yang berguna untuk memikirkan cara karakteristik dimana negara dan pendekatan aktor lain menangani kebijakan eksternalnya.LRead phonetically Hal ini tentu saja tidak mengatakan bahwa setiap keputusan akan mencerminkan fitur gaya diplomatik. Dalam gaya diplomatik termasuk perilaku negosiasi, preferensi untuk diplomasi terbuka atau rahasia, jenis utusan yang digunakan, bahasa diplomatik, pilihan institusi dan jenis instrumen perjanjian seperti memorandum atau perjanjian persahabatan. Untuk lembaga-lembaga internasional, gaya operasi diplomatik mencerminkan pendekatan karakteristik organisasi untuk memecahkan masalah, melaksanakan negosiasi dan jenis perjanjian asosiatif biasanya dengan lembaga atau institusi tersebut.
Salah satu metode yang digunakan untuk mencapai kepentingan nasional adalah teknik diplomasi. Diplomasi adalah proses sementara politik luar negeri yang merupakan tujuan. Seiring dengan perkembangan zaman, cakupan isu, aktor, dan agenda diplomasi dalam hubungan internasional semakin kompleks dan berkembang. Diplomasi tradisional yang hanya melibatkan peran pemerintah dalam menjalankan misi diplomasi, tidak akan efektif dalam rangka menyampaikan pesan-pesan diplomasi terhadap suatu negara. Oleh karena itu, aktivitas diplomasi publik yang melibatkan peran serta publik sangat dibutuhkan dalam rangka melengkapi aktivitas diplomasi tradisional. Close diplomacy or secret diplomacy ditinjau kembali penggunaannya di abad- 21 mengingat semakin kompleksnya isu dan cakupan masalah yang dihadapi oleh negara bangsa. Ide menuju open diplomacy dan total diplomacy menjadi alternatif yang digunakan untuk menjawab tantangan dan peluang dalam kerjasama bilateral dan multilateral yang menyokong politik luar negeri Indonesia saat ini.

1.2  Perumusan masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, antara lain adalah:
1.      Seperti apa gaya dan metode diplomatik yang harus dijalani para aktor diplomat?
2.      Bagaimana diplomasi di Indonesia yang mengalami perubahan?







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Gaya dan Metode Diplomatik
2.1.1 Gaya Diplomatik
Dalam gaya diplomatik termasuk perilaku negosiasi, preferensi untuk diplomasi terbuka atau rahasia, jenis utusan yang digunakan, bahasa diplomatik, pilihan institusi dan jenis instrumen perjanjian seperti memorandum atau perjanjian persahabatan. Mungkin pengaruh paling penting dalam pertumbuhan diplomasi pribadi di tingkat kepala negara atau pemerintah, dan membangun penyesuaian dalam diplomasi regional adalah, melalui pertemuan, konferensi dan pertemuan formal dalam dunia politik. Diplomatik dan ahli teknis. Perluasan dari masyarakat negara juga membawa sebuah kekayaan yang lebih besar dan keragaman dalam gaya diplomatik, terutama pada tingkat kepala negara. Gaya diplomatik di negara-negara bersatu, utusan khusus kepresidenan telah digunakan dalam beberapa cara, seperti yang digambarkan oleh misi Jenderal Marshall untuk china atau peran utusan keliling dari W. Averell Harriman, tentu merupakan ciri khas gaya Amerika. Perkembangan yang telah mempengaruhi gaya diplomatik adalah perubahan rezim melalui kudeta atau pembentukan kembali rezim sipil atau rezim campuran yang merupakan faktor utama mencegah munculnya kejadian yang tak di sangka, dengan satu atau dua pengecualian, dari setiap gaya Afrika dengan jelas. Yang tidak dapat terpisahkan dari  masalah politik dan ekonomi dalam kebijakan luar negeri telah memiliki dampak pada janji tertinggi, dan lebih rendah pada tingkat kedutaan besar. Aspek representasional dari diplomasi juga telah dipengaruhi oleh pertumbuhan diplomasi multilateral. Konsep gaya diplomatik juga dapat diterapkan pada lembaga-lembaga internasional dan aktor lainnya. Kepala eksekutif akan mempengaruhi strategi, prioritas dan representasi keseluruhan. Elemen kedua gaya diplomatik kelembagaan adalah prosedur karakteristik untuk negosiasi dan pemecahan masalah. Elemen ketiga gaya institutional yang melibatkan rencana karakteristik masalah, yang mencakup jenis instrumen perjanjian atau instrumen informal.
Negosiasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan diplomasi. Kesepakatan bilateral maupun multilateral yang telah berhasil dicapai, baik berupa traktat, kerja sama, aliansi, pemberian bantuan, perang, maupun damai tidak terlepas, selain merupakan produk dari negosiasi. Citra suatu negara sangat ditentukan oleh keberhasilan para diplomat dalam bernegosiasi dan mencari kesepakatan terhadap kepentingan-kepentingan nasionalnya. Negosiasi adalah kontak dan komunikasi antara pembuat kebijakan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan. Yang ingin dicapai adalah harmoni dan saling pengertian, bukan semata-mata kemenangan. Cara untuk mencapai kepentingan bersama antara lain dengan: meningkatkan saling pengertian, menunjukkan itikad baik, dan menghilangkan keragu-raguan. Semuanya itu, mengarah pada tujuan pokok negosiasi yaitu untuk mencapai tujuan secara damai.
Pada saat diplomasi lama atau diplomasi rahasia, para diplomat sangat sadar akan ruang lingkup dan guna diplomasi sehingga dapat menjadikan taktik apa pun. Diplomasi harus menentukan tujuannya, dengan memperhitungkan power, yang benar-benar ada dan potensial bagi pencapaian tujuan-tujuan itu, dan pada saat yang sama menentukan hal-hal seperti, sejauh mana tujuan-tujuan yang berbeda itu bisa cocok satu sama lain. Sehingga diplomasi rahasia mencirikan semangat kompromi. Diplomasi rahasia telah jatuh ke dalam persengketaan kaum liberal yang ingin membuang pengaruh power-politics dalam hubungan internasional, sehingga diplomasi rahasia digantikan menjadi diplomasi terbuka yang akan lebih membantu pemeliharaan perdamaian dan keharmonisan internasional. Diplomasi terbuka mengandung 3 gagasan: (1) harus tidak ada perjanjian  rahasia; (2) negosiasi harus dilakukan secara terbuka; dan (3) apabila suatu perjanjian sudah dicapai, tidak boleh ada usaha di belakang layar untuk mengubah ketetapannya secara rahasia.

2.1.2 Metode Diplomatik
Perubahan dalam metode diplomatik tampak di dalam lima bidang, yaitu (1)diplomasi pribadi; (2)konferensi timur-barat; (3)diplomasi blok; (4)asosiatif diplomasi; dan (5)penggunaan konsensus dalam diplomasi mutilateral. Pertumbuhan diplomasi pribadi telah dibawa oleh perubahan komunikasi modern, dan penyebaran kolaborasi regional di luar Eropa, di Afrika dalam aliansi dan hubungan kolaboratif  lainnya.
Konferensi Tingkat Tinggi melayani satu atau lebih tujuan-tujuan diplomatik antara lain adalah: (1) efek simbolik, (2) memperoleh informasi /pertukaran pandangan; (3) pembahasan isu-isu sisi; (4) penetapan kebijakan strategis; (5) penyelesaian perselisihan; (6 ) menyebarkan krisis; (7) negosiasi dan pengesahan tahap akhir perjanjian. Gaya diplomatik dan metode Federasi Rusia dibedakan oleh tiga fitur yaitu, meningkatnya volume; pentingnya negosiasi bilateral; penurunan peran konferensi multilateral; dan rekonstruksi jaringan perjanjian federasi. Salah satu fitur yang paling mencolok dari perkembangan metode diplomatik di saat munculnya Uni Eropa sebagai aktor blok dalam diplomasi teknis multilateral.
Salah satu aspek yang lebih mencolok dari evolusi diplomasi modern adalah hubungan yang mengembangkan organisasi regional dengan organisasi regional lain, lembaga-lembaga internasional, kelompok negara dan negara masing-masing. upaya oleh negara-negara individu atau kelompok untuk mengembangkan hubungan yang signifikan di dalam perjanjian dan kerangka kerja kelembagaan dengan negara-negara lain atau kelompok-kelompok di luar transaksi yang rutin dapat digambarkan sebagai 'asosiatif diplomasi'. Asosiatif diplomasi melayani satu atau lebih dari sejumlah tujuan, termasuk pembentukan suatu kelompok yang lebih besar, koordinasi kebijakan dan saling membantu dalam mengelompokkan. Tujuan lainnya adalah pemeliharaan dari pengaruh politik, ekonomi atau keamanan pengelompokan 'primer', membatasi kekuasaan koersif aktual atau potensial dari kelompok lain ('pembatasan kerusakan'), dan peningkatan identitas anggota individual dalam kelompok tersebut. Umumnya ada empat unsur utama dalam asosiatif diplomasi . Ini termasuk kerangka kelembagaan dan perjanjian, pertemuan rutin para pemimpin politik senior dan pejabat, beberapa ukuran koordinasi kebijakan, dan skema untuk meningkatkan hubungan kelompok ekonomi, seperti kredit perdagangan, skema preferensi umum (GSP) bantuan proyek dan pinjaman keuangan. Asosiatif diplomasi dapat melibatkan satu atau lebih dari sektor utama kebijakan publik, termasuk pertukaran sosial-budaya, ekonomi hubungan (perdagangan, bantuan teknis dan keuangan), politik dan keamanan yang mungkin untuk membedakan berbagai jenis asosiatif diplomasi, seperti misalnya, campuran ekonomi-keamanan (dialog ASEAN); ekonomi (anggota Uni Eropa-asosiasi); keamanan (ekstensi NATO melalui Kemitraan untuk Perdamaian).
ListeRead phonetically
ASEAN
             Asosiatif diplomasi ASEAN dilakukan pada empat tingkat-dialog pertemuan tahunan, pertemuan tingkat menteri dengan mitra dialog individu atau organisasi internasional, dan pada tingkat pejabat berurusan dengan proyek-proyek tertentu, yang dikoordinasi oleh Gabungan Komite Koordinasi (JCC) di setiap negara. Tingkat keempat yang tidak biasa melibatkan dorongan kontak non-pemerintah. Asosiatif diplomasi ASEAN telah peduli dengan kedua isu politik dan ekonomi, meskipun surat itu memberikan perhatian yang besar. Aspek penting dari dimensi ekonomi adalah proyek pengembangan bantuan yang disediakan oleh negara-negara dialog individu. Dari perspektif ASEAN, dialog telah memberi kontribusi pada pengakuan yang lebih luas status ASEAN yang tumbuh dan penting dalam hubungan internasional. Selain dari akses perdagangan, ketidakpuasan dengan aspek proyek dialog terletak pada dua area. Pertama, lebih dari setengah 150 proyek yang dimulai sejak tahun 1975 telah dilakukan oleh lembaga internasional atau regional. Kedua, ketidakpuasan wilayah umum dengan kurangnya fokus atau prioritas yang jelas dalam dialog. Hasil dari tinjauan dialog dengan negara-negara yang ada kemudian memiliki konsentrasi lebih di akses pasar, masalah ekonomi internasional, masalah komoditi dan kerja sama sosial-budaya.
Diplomasi bilateral terdiri dua suku kata, yaitu diplomasi dan bilateral. Arti diplomasi adalah sebagai aplikasi intelejen dan taktik untuk menjalankan hubungan antara pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan bilateral adalah hubungan yang melibatkan dua negara. Jadi bisa disimpulkan bahwa diplomasi bilateral adalah sebagai aplikasi intelejen dan taktik untuk menjalankan hubungan antara pemerintahan yang berdaulat yang hanya melibatkan dua negara saja. Alternatif diplomasi lainnya adalah multilateral, yang melibatkan banyak negara dan unilateral, jika suatu negara bertindak sendiri. Diplomasi multilateral mendefinisikan keterkaitan fundamental dalam dunia global. Proyek-proyek diplomasi multilateral tidak hanya politik tetapi hubungan dan barometer etis untuk mengukur dan menjaga keseimbangan ketidakpercayaan, penyalahgunaan dan kritik perang. Jenis diplomasi memiliki kapasitas fungsional untuk memberikan harapan dan stabilitas melintasi batas-batas. Diplomasi multilateral telah membuka jalan untuk mengejar perdamaian, keamanan dan memahami karakteristik kunci dari aspek fungsional dari berbagai negara, Memang, resikonya tinggi tetapi diplomasi multilateral benar-benar yang sangat penting di dunia yang bertabrakan budaya dan perubahan konstan.

2.2  Diplomasi Indonesia dari Diplomasi Rahasia hingga Diplomasi Terbuka
Ditinjau dari segi kegiatan diplomasi Republik Indonesia, periode 1945-1950 merupakan masa yang sangat menentukan tidak saja karena kegiatan diplomasi Indonesia ketika itu mencuat, tetapi juga dalam kurun waktu tersebut diplomasi Indonesia diuji kempuhannya dengan bermacam tekanan dan intimidasi. Di samping aspek diplomasi itu, tidak dapat di bantah bahwa perjuangan bersenjata atau perang menjadi aspek lain yang ikut menentukan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada periode ini, para pemimpin Indonesia berupaya mencari satu penyelesaian yang dapat mempersingkat penderitaan rakyat dan menampilkan suasana damai yang akan dapat menjamin keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara tanpa perjuangan bersenjata senantiasa merupakan palu godam. Hal ini terlihat dalam pernyatan Soekarno pada awal September 1945 yang menekankan untuk antara diplomasi dan kekuatan bersenjata harus selaras. Diplomasi Indonesia saat itu bersifat tertutup, diplomasi tertutup/ close diplomacy dikenal dengan istilah First Track Diplomacy.
Diplomasi tertutup melibatkan pemerintah dengan pemerintah, sifatnya rahasia dan biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. First track diplomacy atau diplomasi tertutup ini menekankan peran penting suatu negara dalam mengadakan negosiasi menjaga dan memelihara perdamaian. Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan nasional suatu negara melalui understanding, informing, and influencing foreign audiences. Jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations. Diplomasi Publik bertujuan untuk mencari teman di kalangan masyarakat negara lain, yang dapat memberikan kontribusi bagi upaya membangun hubungan baik dengan negara lain. Diplomasi publik bukan bertindak sebagai pengganti Diplomasi tertutup akan tetapi turut melancarkan jalan bagi negosiasi dan persetujuan dalam rangka diplomasi tertutup dengan cara mendorong para diplomat untuk memanfaatkan informasi penting yang diperoleh pelaku-pelaku diplomasi publik. Diplomasi total dengan melibatkan diplomasi publik sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai kesuksesan dalam menjalankan misi politik luar negeri. Diplomasi publik melibatkan berbagai aktor dengan bidangnya masing-masing, contohnya kaum bisnis atau profesional, warga negara biasa, kaum akademisi (peneliti, pendidik), NGO, lembaga-lembaga keagamaan dan keuangan, dan jalur kesembilan yakni media massa. Media massa memiliki fungsi yang sangat strategis karena memainkan peran sebagai pemersatu seluruh aktor diplomasi publik melalui aktivitas komunikasi.
Diplomasi Publik mempunyai Tujuan agar international society memiliki persepsi baik tentang suatu negara, yang ditinjau dari aspek civil society. Selain itu mengurangi atau menyelesaikan konflik melalui pemahaman komunikasi dan saling pengertian serta mempererat jalinan hubungan antar aktor internasional; mengurangi ketegangan, kemarahan, ketakutan, dan salah persepsi; menambah pengalaman dalam berinteraksi; mempengaruhi pola pikir dan tindakan pemerintah dengan menjelaskan akar permasalahan, perasaan, kebutuhan, dan mengeksplorasi pilihan-pilihan diplomasi tanpa prasangka; dan terakhir adalah memberikan landasan bagi terselenggaranya negosiasi-negosiasi yang lebih formal serta merancang kebijakan pemerintah. Pada intinya, publik memegang peranan yang semakin vital dalam menjalankan misi diplomasi sebuah negara terlebih pada situasi yang semakin terintegrasi dengan beragam bidangnya yang sangat variatif. Bagaimanapun juga, misi diplomasi tidak akan pernah berjalan dengan efektif tanpa keterlibatan publik. Diplomasi tertutup dan diplomasi publik merupakan proses yang saling menguntungkan dalam menciptakan perdamaian dalam manajemen konflik: dua putaran yang saling melengkapi, memiliki karakter dan tanggung jawab umum dalam konflik.























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diplomasi kontemporer telah mengalami beberapa perubahan signifikan dalam metode. Pada pemerintah tingkat komersial telah menjadi jauh lebih terlibat dalam pengelolaan perdagangan bilateral secara antar pemerintah maupun dengan entitas non-negara. Dalam diplomasi multilateral beberapa metode yang berbeda telah dicoba, termasuk asosiatif diplomasi. Perubahan lain dalam gaya dan metode diplomatik dalam pembahasan yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa masyarakat internasional berada dalam masa transisi dalam hal metode diplomatik yang berusaha untuk menemukan pengaturan yang baik untuk memperluas keanggotaan.

Diplomasi tertutup atau diplomasi rahasia melibatkan pemerintah dengan pemerintah, sifatnya rahasia dan biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. Diplomasi total atau diplomasi terbuka melibatkan diplomasi publik dalam rangka mencapai kesuksesan dalam menjalankan misi politik luar negeri. Sehingga Negara Indonesia merubah diplomasi rahasia menjadi diplomasi terbuka.